Postingan

Bisakah kita mengontrol NAFSU?

Pertanyaan pertama. Apakah Nafsu, Ambisi, Obsesi dan Hasrat adalah hal yang sama? berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia semuanya memiliki kata dorongan namun berdasarkan kata perkata seperti nafsu adalah awal dari terbentuknya tiga kata yang lain; Ambisi, Obsesi, dan Hasrat akan tetapi bermetamorfosa menjadi bentuk lain dan tidak dapat lagi didefinisikan sebagai nafsu. berikut rangkuman singkat arti dari ke-empat kata tersebut menurut KBBI

berbagi cinta

Kemarin Valentine lagi, katanya, di hari ini kita sebaiknya memberikan hadiah kepada mereka yang kita sayangi. apapun bentuk hadiahnya, aku hanya memberikan senyum pada semua yang kusayangi. tidak hanya di hari valentine. tapi juga di hari hari lainnya. entah itu kau anggap hadiah, sopan santun atau etika pergaulan. sesungguhnya kita memiliki jalan masing masing. terserah kepada siapa kau bagikan ceritamu. entah kepada siapa kau bagi keluh kesahmu. tapi tetap kita memiliki jalan masing masing. Ceritamu akan memjadi bagian dari sejarah orang lain. dan cerita oranglain akan menjadi bagian dari sejarah hidupmu . seperti beribu lingkaran yang saling mengiris. sakit hati, pasti! tapi akan ada jutaan suka dan duka di setiap likunya.. pertanyaannya apakah kita ikhlas menjalani setiap surga dan neraka yang meriung silih berganti di tiap harinya ..

antara teman, untung dan rugi

antara teman, untung dan rugi, mungkin itu yang ada di kepala saat ini. apa yang menyebabkan anda berteman. apakah definisi teman menurut anda? apakah anda hanya akan berteman ketika dalam keadaan suka dan meninggalkannya dalam kondisi duka? Jauh mengawang dalam pertanyaan, teringat kembali pesan seorang teman. 1000 teman terlalu sedikit 1 musuh terlalu banyak. hal itu yang sering terngiang maka tak urun apapun latar belakangnya jika dia tidak punya maksud jahat maka sahlah kami menjadi teman. seorang teman dipukuli di depan mata, seorang teman lapar karena usahanya sedang tidak lancar, seorang teman pusing memikirkan susu anaknya, mereka mengeluh pada keadaan. tetap mereka adalah teman. jika tak sanggup biarlah kita obati lukanya, jika tak sanggup sudilah kita makan sepiring berlima jika tak sanggup sudilah kita menceriakannya dan mengatakan jalan masih terbentang luas kawan, maukah kau berusaha keras, karena malas tak akan memberikanmu sekaleng susu apapun. di hari ini aku bersyukur

Menjerat Malam

menjerat malam, bukan, bukan menjaring malam berdiri di bawah lampu berlindung dari gelap menabur perangkap menunggu... saat-saat dia lengah memakan umpan dan terjerat masuk ke dalam perangkap isak tangisnya meledak dari perangkap yang terungkup berusaha lari, namun terkunci di dalam hati aku menyerah kalah kini mimpi itu kandas bintang pergi tersenyum kembali ke peraduan dikeloni bulan aku..kalah. maksud hati menjerat malam ber-mimpi pulang membawa bintang. aku..kalah.

Berani Punya Cita-cita harus berani menderita

seorang teman tidak sepakat dengan kata-kata itu dan mengatakan bahwa cita cita itu bukan ditebus dengan penderitaan akan tetapi dengan perjuangan. timbul di benak apakah eufimisme (penghalusan) bahasa akan berpengaruh besar ke dalam ranah realitas yang kita jalani. apakah hal itu akan mengubah semangat, motivasi, dan sikap kita dalam melihat main frame dunia yang ada di depan kita. memang segala kunci aktifitas adalah di pikiran akan tetapi pikiran akan mengabsorbsi tekanan yang berasal dari lingkungan dan kemudian mengkonversinya ke dalam tindakan untuk menjawab dan merespon segala hal yang terjadi di lingkungan. katakanlah yang sejujurnya walaupun itu buruk, walaupun itu pahit, walaupun itu pedih. karena sesungguhnya sebelum semua terjadi kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Keinginan untuk bercita-cita, keinginan untuk bahagia, adalah sumber penderitaan. karena perjalanan untuk mencapai itu semua membutuhkan proses perjalanan dari satu titik ke titik lainnya. e

detik itu

kata orang jangan pernah meninggalkan pekerjaan yang bisa kau selesaikan hari ini. dan saya merasakan rasa itu sekarang .. pekerjaan semua menumpuk di satu waktu. permasalahannya bukan hanya deadline dan kesulitan kerja tapi sampai pada apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu. pada akhirnya tak ada satupun pekerjaan yang dapat saya lakukan hari itu, yang dikerjakan hanyalah mengatur jadwal untuk menyelesaikan pekerjaan itu satu demi satu.. dan menyertakan alasan mengapa saya harus mengerjakannya lebih dahulu. kadang saya selalu ingin punya hidup yang sederhana saja.. mengerjakan sesuatu yang berulang dari waktu ke waktu ... seperti halnya sisipus yang selalu mengangkat batu ke atas bukit dan kemudian menjatuhkannya lagi.. itulah hidup sebenarnya.. butuh konsistensi dan selalu berulang. toh kehidupan ini cuma sementara. lalu timbul pertanyaan lain dalam pikiran.. apa gunanya hidup. pikiran itu berhenti pada titik penghargaan. seperti halnya penghargaan .. kita tidak akan pernah subjek

Dunia Lain

Dunia ini terlalu bulat untuk di tapaki sepenuhnya, saking bulatnya kita tidak pernah tau yang mana ujung dan yang mana pangkal. yang kita tahu cuma siang dan malam serta jarum jam yang berputar di angka itu itu saja. sementara, sel-sel dalam tubuh kita terus berkembang, mati dan beregenerasi. Jiwa kita mungkin abadi namun tubuh ini mortal dan akan berhenti bekerja suatu waktu. beruntung jika dalam masa pakainya tidak ada onderdil yang harus direparasi. namun harapan tidak akan menyelesaikan suatu masalah apapun. berharap adalah seperti menunggu sebuah keajaiban turun dari langit. dapat dipastikan peluangnya 10:990. mungkin, ada baiknya memanfaatkan tubuh ini sebelum waktu pakainya berakhir. kurangi tidur, perbanyak mem"baca", dan terus berkarya... I just Take it OUT DJ ^^